Seuramonews.com , – PT Medco Energi Internasional Tbk (Medco Energi), melalui PT Medco E&P Malaka bersama mitra kerjanya, Kris Energy dan JAPEX, mulai beroperasi, dan mulai produksi di kuartal I tahun 2018 di Blok A Aceh Timur, sudah dua tahun beroperasi, sejak mengantongi izin eksploitasi dari tahun 2011-2031.Sebut ayah Ishak Ketua SBSI Aceh (30/10/2020).


Kata Ayah Ishak Ketua Serikat Buruh sejahtera Indonesia Korwil Aceh Dengan mulai beroperasi dan eksploitasi migas oleh PT Medco E&P Blok A di Aceh Timur sejak tahun 2018, tentu akan terbuka lebar lapangan kerja dan meningkatnya alokasi dana Migas khusus pemerintah Kabupaten Aceh Timur. Begitu juga berdampak pada masyarakat sekitar perusahaan, meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat dan berbagai program CSR pemberdayaan, untuk memperkuat hubungan perusahaan dan warga setempat, bagian dari pengelolaan managemen konflik sosial.


Namu kata ayah ishak harapan-harapan masyarakat disekitar perusahaan tidak berjalan mulus, malah menimbulkan berbagai masalah antara PT Medco E & P Malaka dan warga setempat, menyebabkan menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan salah satunya adalah Bau Busuk sekitar perkampungan warga berdekatan dengan PT Medco E&P Malaka.


Ayah ishak mendapati banyak masalah dilapangan, salah satunya terkait ketenagakerjaan. Informasi yang diterima bahwa adanya pekerja yang dipekerjakan tanpa ikatan kontrak, adanya kontrak kerja yang tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku. Disamping itu, perekrutan pekerja diluar Forum Multi Pihak dan belum dilakukannnya pelatihan bagi pekerja lokal, kedua hal ini bagian dari Kontrak Kerja Sama (KKS) antara PT Medco dengan Pemerintah Daerah, apalagi kata ayah Ishak sampai hari ini belum ada sedikit pun niat PT Medco untuk melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar tambang.


Ayah Ishak Yusuf juga pernah berkomunikasi dengan salah satu pejabat di medco bapak hendarsyah beliau sekarang di Jakarta tapi tidak di beri ruang untuk silaturrahmi dan saat kita tanyakan masaalah tenaga kerja lokal dana CSR  untuk membantu masyarakat miskin kata dia, Beliau tidak ada kewenangan kita tanya siapa yang ada kenangan tidak respon  sampai saat ini.


Sebut ayah yang juga Pernah Staf khusus Ketua DPRA Pada tahun 2019 PT Medco E&P Malaka menggenjot produksi secara maksimal, namun terjadi kondisi abnormal pada kilang CPP yang mengakibatkan Bau Busuk (Mei 2019), menyebabkan warga setempat melakukan demo berhari-hari sehingga PT Medco E&P Malaka, menurunkan tim observasi dari IPB Bogor. Selanjutnya hasil observasi dari tim tersebut dipresentasikan dihadapan warga dan anggota DPRK Aceh Timur, sekaligus beberapa rekomendasi kepada Medco, namun sayang beberapa bulan kemudian, ternyata rekomendasi tidak di laksanakan oleh PT Medco. 


Dalam hal ini Ayah Ishak meminta kepada Anwar Idris Aggota DPR RI Dapil 2 Aceh yang duduk di Komisi VII yang membidangi Migas untuk mengawasi khususnya  penyaluran Dana CSR dari Perusahaan Medco Aceh Timur .


“Kita minta DPR-RI mambangun komunikasi dengan pihak Medco untuk menyinkronkan penyaluran CSR, agar masyarakat Aceh Timur merasakan dampak dari dana CSR tersebut juga bisa transparan dan akuntabel ketika membantu masyarakat pinta  Ayah Ishak.


“Kata ayah dengan wewenang  Anggota DPR-RI untuk mengawasi  Semua persoalan ini agar kedepan masyarakat Aceh dan juga Masyarakat di Aceh timur bisa terberdayakan dengan baik dan maksimal dengan tugas dan fungsi pokok DPR RI yang berada di komisi VII tersebut” ketus Ayah Ishak


kata ayah Ishak Dari persoalan diatas sudah semestinya Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) segera mungkin mengawasi dan mengevaluasi juga menfasilitasi berbagai masalah untuk diselesaikan sesuai kesepakatan dan rekomendasi yang sudah ditetapkan pasca bau. BPMA sudah semestinya untuk menjembatanin bersama dengan pemerintah Kabupaten Aceh Timur mendorong agar rekomenasi yang sudah disepakati PT Medco dan warga dijalankan, agar masayarakat tidak dirugikan dan terbedayakan. Sampai sekarang rekomendasi yang sudah ditetapkan dan disepakati, warga sekitar belum mendapatkan sosialisasi dari PT Medco E&P Malaka terkait upaya pencegahan dan penanganan mesin/kilang yang sebelumnya dikatakan abnormal.


Semoga kata ayah ishak BPMA mengawasi dan memastikan seluruh rekomendasi dari aspek teknik dan sosial ekonomi benar-benar tersosialisasi kepada warga dan dilaksanakan oleh pihak PT Medc E & P Malaka, karena menurut warga rekomendasi tersebut belum dijalankan sejak Mei 2019.


Rekomendasi tersebut diharapkan karena selama ini pengelolaan CSR, belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebut ayah Ishak yang juga pernah menjabat sebagai ketua Partai buruh Aceh.


Kata ayah dalam penutup nya BPMA untuk selalu mengawasi, menjembatani, dan memastikan seluruh rekomendasi yang sudah di sepakati PT Medco dan warga berjalan, agar keberadaan perusahaan tersebut berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga setempat, bukan malah membawa keresahan warga sekitar perusahaan sampai ayah.


Ayah Ishak yusuf menegaskan Kembali kami tidak mau mengungkin-ungkit sejarah masa lalu. ” Sejarah perusahan besar migas di aceh, sudah banyak melukai hati masyarakat di aceh, seperti di aceh utara Exxon Mobile. Jadi masyarakat aceh sidah trauma dengan perusahaan migas.  jadi kami masyarakat di aceh timur jangan hanya menikmati debu, asap, limbah sementara yang menikmati pekerjaan orang luar. “Tambahnya


Ia berharap Pemerintah segera turun tanggan untuk menyelesaikan masalah ini,  jangan asal bicara saja,  namun jika perlu berisangsi untuk perusahaan tersebut.